Catatan

Tunjukkan catatan dari Disember, 2011

Pandangan Islam Tentang Perayaan Tahun Baru (Dari Blog sugito DOT COM)

Imej
sekitar 20 hari lagi sejak tulisan ini dibuat, penduduk bumi ini akan segera memasuki tahun baru 2012 Miladiyah (Masehi). Sebagian orang sudah bersiap-siap untuk mengadakan pesta atau perayaan menyambut tahun baru itu. Kalau dipikir secara sepintas, mengadakan perayaan menyambut tahun baru adalah merupakan tradisi masyarakat dunia.  Oleh sebab itu sah-sah saja kita ikut meramaikan, termasuk kita umat Islam. Tapi bagaimana sebenarnya, perayaan tahun baru kalau kita lihat dari sudut pandang Islam? Sejarah Singkat Perayaan Tahun Baru Masehi Sebelum membahas perayaan tahun baru dalam kacamata Islam, maka kita lihat dulu bagaimana sejarah perayaan tahun baru itu sendiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, orang Romawi kuno merayakan tahun baru pada tanggal I Januari tahun 45 sebelum Masehi. Tak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma. Julius Caesar dibantu oleh ahli astronomi dari Aleksandria, Sosigenes, mengubah sistem penanggalan tradisional Romawi yang

Dilarang memerangi pemerintah Islam yang zalim -Dipetik daripada lenggangkangkung-my.blogspot.com

Imej
Nabi bersabda, “Akan dilantik para pemimpin yang kamu setujui (kebaikan sebahagian perbuatan mereka) dan kamu akan membantah (kejahatan sebahagian perbuatan mereka). Sesiapa yang membenci perbuatan mungkar pemimpin maka dia terlepas dari dosa, sesiapa yang membantah maka dia selamat dari dosa, namun yang berdosa, sesiapa yang redha dan menuruti perbuatan mungkar tersebut”. Sahabat bertanya: “Tidakkah boleh kami perangi mereka?” Jawab baginda: “Tidak! selagi mana mereka melakukan solat”. (Riwayat Muslim). Ad-Dawudi pula menyebut: yang menjadi pegangan para ulamak mengenai para pemerintah yang zalim ialah sekiranya mereka boleh dipecat tanpa sebarang fitnah dan kezaliman, maka wajib dipecat, jika tidak, maka wajib bersabar.(rujukan Fath al-Bari oleh Ibn Hajr al-Asqalani m.s. 498/jilid 14 cetakan dar al-Fikr, Beirut) Dilarang umat Islam dari keluar bersenjata memerangi para pemimpin Islam yang fasik atau zalim sekiranya soal fasik atau zalim itu hanya terbatas kepada per